Sunah menikah di bulan Syawal selain mengikuti sunah Rasulullah saw., tetapi juga menghilangkan kesyirikan.
SedekahKeutamaan Sunah Menikah di Bulan Syawal
Bulan Syawal merupakan bulan yang penuh berkah dan kemenangan. Ini dikarenakan pada bulan ini tidak hanya diwarnai dengan momen kebahagiaan Idulfitri, tetapi juga menjadi momentum istimewa untuk membangun bahtera rumah tangga. Di balik maraknya tradisi pernikahan pada bulan ini, terdapat sejarah dan keutamaan sunah menikah di bulan Syawal yang patut untuk diketahui.
Menikah di bulan Syawal nyatanya bukan hanya sekadar tren atau kebiasaan, melainkan memiliki dasar syariat Islam yang kuat. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah saw. pernah menikahi salah satu istrinya, Aisyah r.a. di bulan Syawal. Hal ini menjadi contoh bagi umat Islam untuk mengikuti sunah beliau dan mendapatkan keutamaan serta keberkahan dalam pernikahan.
Pantangan Menikah di Bulan Syawal pada Masa Jahiliyah
Sayyidah ‘Aisyah ra berkata: Rasulullah saw. menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau? (HR Muslim).
Baca Juga: Inilah 5 Amalan Sunah Syawal yang Patut Dilakukan
Kemudian Abu Zakariya Yahya bin Syaraf atau lebih dikenal Imam Nawawi dalam al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim menjelaskan, Sayyidah Aisyah mengatakan itu untuk menepis keyakinan yang berkembang di masyarakat jahiliyah dan sikap mengada-ada di kalangan awam bahwa makruh menikah, menikahkan, atau berhubungan suami istri di bulan Syawal.
Dijelaskan bahwa pada zaman dahulu kaum jahiliyah meyakini adanya pantangan untuk menikah di bulan Syawal. Namun Nabi Muhammad saw. menampik keyakinan tersebut, dengan menikahi Sayyidah ‘Aisyah pada bulan Syawal.
Menikah di bulan Syawal diyakini akan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi pasangan suami istri karena memiliki beberapa keutamaan. Salah satunya adalah, pahala amal saleh dilipatgandakan, termasuk pahala menikah.
Mari simak lebih dalam tentang keutamaan sunah menikah di bulan Syawal, berikut.
1. Mengikuti Sunah Rasulullah saw.
Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan mulai mencampuriku juga di bulan Syawal, maka istri beliau manakah yang kiranya lebih mendapat perhatian besar disisinya daripada aku? Salah seorang perawi berkata, Dan Aisyah merasa senang jika para wanita menikah di bulan Syawal. (HR Muslim dan at-Tirmidzi).
Baca Juga: Wujud Sedekahmu dalam Program Mudik Gratis
2. Bantahan Bulan Syawal Dianggap Bulan Sial
Arab jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan yang sial, termasuk untuk melangsungkan pernikahan. Ini dikarenakan di bulan Syawal, unta betina mengangkat ekornya sebagai tanda bahwa mereka tidak mau menikah. Selain itu juga sebagai tanda untuk menolak unta jantan yang mendekat. Namun, Rasulullah saw. membantah anggapan tersebut. Berikut penjelasannya dari Ibnu Kasir:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawwal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).
3. Sesuai Anjuran dalam Hadits
Dari Imam An-Nawawi menerangkan:
“Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Para ulama kami (ulama syafi’iyyah) telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah Radiyallahu ‘anhaa ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan kemakruhan menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga di bulan Syawal. Dan ini adalah batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyah yang ber-tathayyur (menganggap sial) hal itu, dikarenakan penamaan syawal dari kata al-isyalah dan ar-raf’u (menghilangkan/mengangkat).”
Baca Juga: 5 Keutamaan Sedekah di Bulan Syawal, Sempurnakan Ibadah
4. Menghilangkan Kesyirikan
Sebagaimana keterangan di atas bahwa masyarakat jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan sial dan Rasulullah saw. membantah anggapan tersebut, maka menikah di bulan Syawal bisa menghilangkan kesyirikan.
“Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun di antara kita melainkan (pernah melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap tawakal.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 429).
Itulah empat keutamaan sunah menikah di bulan Syawal yang bisa menjadi penyemangat kita untuk melakukannya dan mengikuti yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Agar hajat menikah segera terwujud, marilah kita berikhtiar dengan membantu sesama yang kurang mampu melalui sedekah. Klik tombol “Donasi Sekarang” di bawah untuk memilih campaign sedekah yang kamu inginkan.
Menikah di bulan Syawal nyatanya bukan hanya sekadar tren atau kebiasaan, melainkan memiliki dasar syariat Islam yang kuat. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah saw. pernah menikahi salah satu istrinya, Aisyah r.a. di bulan Syawal. Hal ini menjadi contoh bagi umat Islam untuk mengikuti sunah beliau dan mendapatkan keutamaan serta keberkahan dalam pernikahan.
Pantangan Menikah di Bulan Syawal pada Masa Jahiliyah
Sayyidah ‘Aisyah ra berkata: Rasulullah saw. menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama pada bulan Syawal. Istri Rasulullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau? (HR Muslim).
Baca Juga: Inilah 5 Amalan Sunah Syawal yang Patut Dilakukan
Kemudian Abu Zakariya Yahya bin Syaraf atau lebih dikenal Imam Nawawi dalam al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim menjelaskan, Sayyidah Aisyah mengatakan itu untuk menepis keyakinan yang berkembang di masyarakat jahiliyah dan sikap mengada-ada di kalangan awam bahwa makruh menikah, menikahkan, atau berhubungan suami istri di bulan Syawal.
Dijelaskan bahwa pada zaman dahulu kaum jahiliyah meyakini adanya pantangan untuk menikah di bulan Syawal. Namun Nabi Muhammad saw. menampik keyakinan tersebut, dengan menikahi Sayyidah ‘Aisyah pada bulan Syawal.
Menikah di bulan Syawal diyakini akan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi pasangan suami istri karena memiliki beberapa keutamaan. Salah satunya adalah, pahala amal saleh dilipatgandakan, termasuk pahala menikah.
Mari simak lebih dalam tentang keutamaan sunah menikah di bulan Syawal, berikut.
1. Mengikuti Sunah Rasulullah saw.
Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan mulai mencampuriku juga di bulan Syawal, maka istri beliau manakah yang kiranya lebih mendapat perhatian besar disisinya daripada aku? Salah seorang perawi berkata, Dan Aisyah merasa senang jika para wanita menikah di bulan Syawal. (HR Muslim dan at-Tirmidzi).
Baca Juga: Wujud Sedekahmu dalam Program Mudik Gratis
2. Bantahan Bulan Syawal Dianggap Bulan Sial
Arab jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan yang sial, termasuk untuk melangsungkan pernikahan. Ini dikarenakan di bulan Syawal, unta betina mengangkat ekornya sebagai tanda bahwa mereka tidak mau menikah. Selain itu juga sebagai tanda untuk menolak unta jantan yang mendekat. Namun, Rasulullah saw. membantah anggapan tersebut. Berikut penjelasannya dari Ibnu Kasir:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawwal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).
3. Sesuai Anjuran dalam Hadits
Dari Imam An-Nawawi menerangkan:
“Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Para ulama kami (ulama syafi’iyyah) telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah Radiyallahu ‘anhaa ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan kemakruhan menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga di bulan Syawal. Dan ini adalah batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyah yang ber-tathayyur (menganggap sial) hal itu, dikarenakan penamaan syawal dari kata al-isyalah dan ar-raf’u (menghilangkan/mengangkat).”
Baca Juga: 5 Keutamaan Sedekah di Bulan Syawal, Sempurnakan Ibadah
4. Menghilangkan Kesyirikan
Sebagaimana keterangan di atas bahwa masyarakat jahiliyah menganggap bulan Syawal sebagai bulan sial dan Rasulullah saw. membantah anggapan tersebut, maka menikah di bulan Syawal bisa menghilangkan kesyirikan.
“Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun di antara kita melainkan (pernah melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap tawakal.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 429).
Itulah empat keutamaan sunah menikah di bulan Syawal yang bisa menjadi penyemangat kita untuk melakukannya dan mengikuti yang dilakukan Nabi Muhammad saw. Agar hajat menikah segera terwujud, marilah kita berikhtiar dengan membantu sesama yang kurang mampu melalui sedekah. Klik tombol “Donasi Sekarang” di bawah untuk memilih campaign sedekah yang kamu inginkan.
Info Lainnya
Tentang Kami | Sarat & Ketentuan | Privasi | Hubungi Kami
Copyright ©️ 2021-2024 Simpulkebaikan.id
All Rights Reserved.
Platform Crowdfunding yang dimiliki oleh BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta.